A. Informasi Umum Akuntansi
Jurusan akuntansi UMM bertujuan menghasilkan sarjana ekonomi yang mempunyai
kompetensi di bidang akuntansi yang mampu mengelola aktivitas keuangan
organisasi serta memiliki kemampuan mengendalikan dan menganalisis informasi
keuangan organisasi bisnis maupun sektor publik. Jurusan ini berstatus
Terakreditasi “A”.
Kurikulum dirancang ke dalam
konsentrasi bidang ilmu antara lain: Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen,
sistem informasi, pengauditan, perpajakan, akuntansi syari'ah, kewirausahaan,
dan akuntansi sektor publik. Program studi akuntansi UMM mengembangkan
serangkaian aktivitas akademik yang dapat meningkatkan value added mahasiswa
dalam berbagai jenis peminatan (brevet pajak, kunjungan perusahaan, magang
kerja, workshop akuntansi syari'ah, dan short course manajemen ekspor impor).
Laboratorium akuntansi menjadi basis
pelaksanaan praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang, industri, pemeriksaan
akuntansi, perpajakan dan metodologi penelitian. Semua praktikum didesain
secara manual dan computer-based.
Untuk memperpendek masa studi
mahasiswa, program studi akuntansi UMM merancang program 'percepatan'
penyusunan skripsi dengan label “Workshop pengayaan penyusunan proposal
skripsi”. Program ini telah terbukti berhasil mengantarkan mahasiswa akuntansi
untuk menyelesaikan penulisan skripsi dalam waktu rata-rata 4 bulan.
Jaringan alumni program studi
akuntansi dan forum-forum alumni dikembangkan sebagai salah satu sumber
informasi dan akses ke dunia kerja. Pola ini terbukti dapat memperpendek masa
tunggu alumni memperoleh pekerjaan.
Website: akuntansi.umm.ac.id
B. Perkembangan Sejarah Akuntansi
Akuntansi merupakan seni dalam mengukur, berkomunikasi, dan
menginterpretasikan ativitas keuangan.
Dalam versi bahasa inggris, accountancy is the process of identifying, measuring, and communicating economic information to permit informed judgments and decisions by users of the information.
Secara luas, akuntansi sering disebut bahasa dunia usaha atau the language of business. Perubahan di dalam masyarakat kita karena pertambahan kegiatan akan disambungkan dengan “bahasa” ini yang dilaksanakan berupa pencatatan dan menginterpretasikan data dasar ekonomi baik untuk perorangan, perusahaan, pemerintah, dan badan-badan lainnya. Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yaitu sebagai alat untuk mengekspresikan diri, alat untuk berkomunikasi, alat untuk mengadakan integrasi, dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Tapi fokuskan dalam pembahasan accountancy as the language of business.
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan dunia usaha. Pada abad ke-14, para pedagang dari Genoa mulai mengadakan pencatatan secara sederhana. Dengan terbitnya buku yang berjudul Summa de Arithmatica, Pro Portioni et Proportionalita, yang disusun oleh Luca Pacioli pada tahun 1494, pembukuan mulai dilakukan secara sistematis dengan menggunakan sistem berpasangan.
Sistem pembukuan berpasangan ini berkembang di Eropa khususnya di Belanda yang lebih dikenal dengan sistem kontinental. Kemudian pada abad ke-19, teori dan praktek pembukuan berpasangan di kembangkan di Amerika Serikat menjadi Akuntansi (Accounting). Sistem akuntansi yang berkembang di Amerika Serikat ini dikenal dengan Anglo-Saxon.
Di Indonesia, perkembangan akuntansi mulai tampak setelah undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870 sehingga kaum pengusaha swasta Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Akuntansi yang dipakai saat itu adalah sistem kontinental sehingga kebutuhan dunia usaha terhadap akuntansi tumbuh.
Pada saat Belanda meninggalkan Indonesia dan diganti oleh Jepang, tenaga akuntansi mengalami kekosongan. Atas pakar Mr. Slamet, didirikan kursus-kursus akuntansi yang merupakan cikal bakal tenaga akuntan di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka dan mendapat pengakuan dari Belanda, mulailah putra-puti Indonesia dikirim ke luar negeri (Amerika Serikat) untuk memperdalam ilmu akuntansi. Pada tahun 1952 dibuka Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang kemudian diikuti oleh perguruan tinggi negeri lain. Mulai tahun 1952 itulah akuntansi sistem kontinental bergeser ke sistem anglo-saxon.
Untuk mengembangkan akuntansi, pada tahun 1957 berdiri organisasi Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Namun, baru tahun 1967 saat dibukanya penanam modal asing, akuntansi di Indonesia berkembang pesat. Jasa besar IAI adalah penyusunan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1996 sebagai dasar penyusunan laporan keuangan perusahaan di Indonesia.
Dan perkembangan terbaru bahwa IAI sebagai regulator dan pembuat standar akuntansi keuangan di Indonesia , telah menyelesaikan lebih dari 90 persen adaptasi International Financial Reporting Standard yang berlaku secara global diseluruh dunia.
Dalam versi bahasa inggris, accountancy is the process of identifying, measuring, and communicating economic information to permit informed judgments and decisions by users of the information.
Secara luas, akuntansi sering disebut bahasa dunia usaha atau the language of business. Perubahan di dalam masyarakat kita karena pertambahan kegiatan akan disambungkan dengan “bahasa” ini yang dilaksanakan berupa pencatatan dan menginterpretasikan data dasar ekonomi baik untuk perorangan, perusahaan, pemerintah, dan badan-badan lainnya. Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yaitu sebagai alat untuk mengekspresikan diri, alat untuk berkomunikasi, alat untuk mengadakan integrasi, dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Tapi fokuskan dalam pembahasan accountancy as the language of business.
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan dunia usaha. Pada abad ke-14, para pedagang dari Genoa mulai mengadakan pencatatan secara sederhana. Dengan terbitnya buku yang berjudul Summa de Arithmatica, Pro Portioni et Proportionalita, yang disusun oleh Luca Pacioli pada tahun 1494, pembukuan mulai dilakukan secara sistematis dengan menggunakan sistem berpasangan.
Sistem pembukuan berpasangan ini berkembang di Eropa khususnya di Belanda yang lebih dikenal dengan sistem kontinental. Kemudian pada abad ke-19, teori dan praktek pembukuan berpasangan di kembangkan di Amerika Serikat menjadi Akuntansi (Accounting). Sistem akuntansi yang berkembang di Amerika Serikat ini dikenal dengan Anglo-Saxon.
Di Indonesia, perkembangan akuntansi mulai tampak setelah undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870 sehingga kaum pengusaha swasta Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Akuntansi yang dipakai saat itu adalah sistem kontinental sehingga kebutuhan dunia usaha terhadap akuntansi tumbuh.
Pada saat Belanda meninggalkan Indonesia dan diganti oleh Jepang, tenaga akuntansi mengalami kekosongan. Atas pakar Mr. Slamet, didirikan kursus-kursus akuntansi yang merupakan cikal bakal tenaga akuntan di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka dan mendapat pengakuan dari Belanda, mulailah putra-puti Indonesia dikirim ke luar negeri (Amerika Serikat) untuk memperdalam ilmu akuntansi. Pada tahun 1952 dibuka Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang kemudian diikuti oleh perguruan tinggi negeri lain. Mulai tahun 1952 itulah akuntansi sistem kontinental bergeser ke sistem anglo-saxon.
Untuk mengembangkan akuntansi, pada tahun 1957 berdiri organisasi Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Namun, baru tahun 1967 saat dibukanya penanam modal asing, akuntansi di Indonesia berkembang pesat. Jasa besar IAI adalah penyusunan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1996 sebagai dasar penyusunan laporan keuangan perusahaan di Indonesia.
Dan perkembangan terbaru bahwa IAI sebagai regulator dan pembuat standar akuntansi keuangan di Indonesia , telah menyelesaikan lebih dari 90 persen adaptasi International Financial Reporting Standard yang berlaku secara global diseluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar